Mengenal Mujahadah An-Nafs Berikut Ciri-Ciri dan Contohnya

  • Share

Santri asyik – Mungkin kata “Mujahadah An-Nafs” sudah tidak asing lagi kita dengar. Sebelum kita membahas pengertian dari Mujahadah An-Nafs dan juga nanti kita akan bicara mengenai macam-macam serta ciri-ciri Mujahadah An-Nafs.

Ketika kita membahas Mujahadah An-Nafs, maka tidak jauh kita akan terus mendengar know yourself (Mengetahui Diri Sendiri).

 

Pengertian Mujahadah An-Nafs

Secara etimologi Mujahadah berarti bersungguh-sungguh dan An-Nafs berarti Nafsu. Dalam diri seorang muslim salah satu sikap yang dianjurkan yaitu Mujahadah An-Nafs.

Secara terminologi Mujahadah An-Nafs yakni kita bersungguh-sungguh berjuang untuk melawan ego dan nafsu yang ada didalam diri kita, yang tujuannya adalah untuk menghindarkan diri kita dari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.

Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (الأنفال : 72)

Artinya: “Sesungguuhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (tetapi) jika mereka meminta pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah SWT Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“

(Q.S Al-Anfal : 72)

 

Mengenal Diri Kita

Tertuang dalam kalam hikmah ulama tasawuf :

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَف رَبَّه

Artinya: “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Dari situ kita bisa mengartikan bahwasanya ketika kita dianjurkan untuk mengenal diri kita ini siapa, kita ini bagaimana, dan seperti apakah kita, serta juga kita harus mengetahui potensi kita apa, kebaikan dan keburukan kita bagaimana.

Dengan seperti itu kita bisa lebih mudah utuk mengenal tuhan. Tak dipungkiri penulispun masih belajar dan berusaha untuk know my self (mengetahui diri sendiri).

 

Hawa Nafsu didalam Diri Sendiri

Seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk mengenal diri kita ini bagaimana. Salah satu hal dalam pembahasan ini yang pasti ada disetiap diri manusia adalah hawa nafsu.

 

Dalam kitab Tanwirul Qulub, nafsu dibagi menjadi 7 (tujuh) tingkatan. Diantaranya:

1. Nafsu Amarah

Nafsu ini sering mendominasi didalam diri kita. Nafsu amarah juga condong kepada thabiatnya badan seperti kemaluan, mata, telinga, tangan, dan kaki.  Sehingga nafsu ini lebih mengarah kepada sifatnya yang senang-senang atau syahwat yang mengarah kepada perbuatam yang dilarang Allah Swt.

2. Nafsu Lawwamah

Nafsu lawwamah ini nafsu yang setengah menerangi hati, artinya apa? Nafsu ini ketika kita melakukan perbuatan tercela (yang dilarang Allah) kita akan menyesal. Nafsu lawwamah ini bisa menjadi salah satu penyebab kita dalam kerakusan dan kejatuhan. Ibaratkan kita seperti setengah sadar melakukan perbuatan maksiat, lalu menyesal atas perbuatan yang telah tadi dilakukan.

3. Nafsu Mutmainnah

Nafsu Mutmainnah merupakan nafsu yang terang dengan cahaya hati, sehingga sifat-sifat tercela tidak lagi menerangi hati. Maksudnya seperti apa? ketika kita mempunyai nafsu mutmainnah maka kita tidak akan mudah tergoda dengan adanya godaan-godaan seperti mabuk, perbuatan tercela atau perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.

4. Nafsu Mulhamah

Nafsu ini tergolong pada ilmu pengetahuan, maksudnya seperti apa? Nafsu mulhamah ini lebih condong kepada qonaah, kerendahan hati, dan tidak pelit. nafsu ini menjadi sumber kesabaran dan selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan tuhan, namun terkadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

5. Nafsu Rodhiyyah

Nafsu ini lebih tinggi dari nafsu mulhamah. Karena tingkatan pada nafsu ini adalah keridhoan kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad Saw. sehingga bagi yang memiliki nafsu ini tergolong selalu lebih memasrahkan diri kepada Allah Swt.

6. Nafsu Mardhiyyah

Nafsu Mardhiyyah berbeda dengan nafsu Rodhiyah. Mengapa? Sebab nafsu ini nafsu yang bukan hanya tridho kepada Allah Swt. tapi juga ridho kepada dirinya. Disini terdapat timbal balik antara makhluk yang diciptakan dan sang pencipta.

7. Nafsu Kamilah

Nafsu ini sangat sempurna sekali, bagaimana tidak bagi yang mempunyai nafsu kamilah ini sang pemilik nafsu ini akan selalu bersama Allah Swt. Tingkatan nafsu ini adalah tajaliyyah sehingga Asma dan sifat-sifat Allah ini menjadi jelas. Sang pemilik nafsu kamilah akan selalu bersama dan kembali menuju jalan Allah. Dihidupnya hanya ada tempat kepada Allah Swt.

 

Berikut Ciri-Ciri Mujahadah An-Nafs

Ada beberapa ciri-ciri seseorang yang bermujahadah An-Nafs diantaranya:

  1. Melakukan penundaan kepada kepuasan dirinya
  2. Sangat objektif dan penuh pertimbangan dalam melakukan perbuatan yang diinginkan
  3. Dapat selalu berfikir positif dalam setiap keadaan
  4. Mengontrol dirinya dalam melakukan keputusan

 

Contoh Perilaku Mujahadah An-Nafs

Berikut ini contoh-contoh perilaku Mujahadah An-Nafs, diantaranya:

  1. Sangat menghadapi masalah ia tetap bersabar
  2. Mampu mengontrol dirinya untuk tidak melakukan perbuatan dosa
  3. Berusaha mencari solusi disetiap masalah
  4. Hati-hati dalam berkata dan berbuat
  5. Selalu mengingat Allah Swt. dalam segala kondisi apapun

 

Kesimpulan

Mujahadah An-Nafs adalah sikap kita bersungguh-sungguh berjuang untuk melawan ego dan nafsu yang ada didalam diri kita, yang tujuannya adalah untuk menghindarkan diri kita dari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.

Serta beberapa tadi yang telah dipaparkan diantaranya pengertian mujahadah an-nafs, tingkatan nafsu, ciri-ciri mujahadah an-nafs, dan contoh-contohnya. Semoga bermanfaat.

 

Wallahu’alam

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *